Salah Kaprah Soal Diet

Dalam urusan melangsingkan tubuh, wanita memang tak pernah kehabisan jurus. Beragam pola diet sering dijadikan acuan untuk mendapatkan pinggang ramping, dan perut rata. Tapi, walaupun sudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, ’lipatan’ pinggang masih belum juga lenyap.

Agar tidak salah kaprah, simak mitos-mitos diet di bawah ini!

Mitos: makan malam membuat pinggang melar
Salah. Makin malam metabolisme tubuh makin melambat. Akibatnya, makanan yang dikonsumsi pada waktu ini lebih mudah menjadi lemak. Tapi bukan berarti Anda harus ‘puasa’ makan malam. Karena sebenarnya protein yang dibutuhkan untuk pembentukan hormon pertumbuhan (growth hormone) prosesnya dimulai satu jam setelah tidur di malam hari.

Jadi, selain mengurangi porsi makanan, mulailah membatasi konsumsi karbohidrat berkalori tinggi, seperti nasi dan roti. Pilihlah makanan yang merupakan kombinasi dari karbohidrat berkalori rendah dan protein. Misalnya steak daging sapi tanpa lemak dan sayuran kaya serat, seperti brokoli, buncis dan wortel. Mengenai lemak menumpuk di bagian pinggang bukan sepenuhnya karena makan di malam hari saja, kok. Melainkan akumulasi dari semua kelebihan makanan yang masuk dari pagi hingga tengah malam.
    
Mitos: Minuman dingin bikin gemuk
Salah. Yang perlu diwaspadai adalah minuman berkalori dan mengandung gula, seperti  minuman bersoda. Jadi, walaupun tidak dingin, minuman bersoda akan lebih mengemukkan daripada air putih dingin yang tidak ada kalorinya sama sekali.

Mitos: Rutin konsumsi suplemen, tak perlu makan sayur dan buah
Salah. Walau dapat memberikan ‘suntikan’ energi dan vitamin pada tubuh, tapi tidak semua nutrisi terpenuhi dari suplemen. Anda tetap perlu mengonsumsi buah-buahan, terutama untuk mendapatkan serat.
Jika jumlah suplemen yang dikonsumsi terlalu banyak, maka akan bersifat toksik (beracun) di dalam tubuh. Sebaiknya jika komposisi nutrisi makanan sudah seimbang, cukup mengkonsumsi multivitamin sehari setiap harinya.

Mitos: Agar langsing, usai berolahraga, jangan makanSalah. Setelah berolahraga, tubuh memerlukan energi pemulihan yang cepat. Misalnya, minum jus buah atau teh manis. Kalau dalam waktu satu jam, kebutuhan ini tidak dipenuhi, ujung-ujungnya asam lambung yang ’meroket’. Akibatnya beberapa jam kemudian, selera makan meningkat. Sehingga ketika bertemu makanan, semuanya disantap.

Sumber :
http://kosmo.vivanews.com/
0 Responses

    About Me

    Followers

    Translate my blog

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
    Pasang Translate di Blog Kamu