Bahaya dari usia pemakaian peralatan di rumah

Tanpa disadari, ada bahaya yang mengancam kesehatan yang berasal dari peralatan yang dipakai sehari-hari di rumah. Siapa sangka barang-barang yang sering kita pakai dan dianggap sepele justru merupakn sumber penyakit yang berbahaya dikarenakan usia pemakaiannya yang melampui batas normal alias expired. Berikut beberapa peralatan yang perlu kita perhatikan usia pemakaiannya .
1. Talenan kayu
Talenan berfungsi sebagai tatakan/alas ketika kita mengiris bahan-bahan makanan. Seiring penggunaannya yang terlalu sering timbul sayatan-sayatan pada talenan bekas pisau. Sayatan inilah yang berbahaya bagi kesehatan. Kenapa/? . Menurut John Oxford, peneliti dari Universitas London, sebuah talenan kayu dapat menyimpan ribuan bakteri penyebab penyakit. Sisa potongan makanan yang mengendap pada bekas sayatan dapat membuat koloni bakteri baru dan mengendap di kayu. Bakteri tersebut akan menempel di setiap bahan makanan yang kita potong.
Gantilah talenan secara berkala, ketika kita mendapati talenan kita telah penuh dengan bekas sayatan ada baiknya kita ganti talenan dengan yang baru. Cuci bersih setelah menggunakan talenan untuk menghindari sisa –sisa makanan yang tertinggal.

2. Kemasan plastic
Tak bisa dipungkiri di rumah sering kali kita temukan peralatan peralatan dari bahan plastic terutama bekas dari bungkus makanan atau minuman. Misalnya bekas air mineral. Dan tak sedikit orang yang menggunakan kembali bekas air mineral.
Perlu diperhatikan, Biasanya, pada bagian bawah kemasan atau bahan berbahan plastik, tertera logo daur ulang dengan angka didalam segitiga disertai kode material di bawahnya. Berikut kode dan material yang dimaksud:
1 – Polyethylene Terephthalate (PET),

Umumnya dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 %) Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI, Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
2 – High Density Polyethylene (HDPE),
Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu;
3 – Polyvinyl Chloride (PVC),
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4 – Low Density Polyethylene (LDPE),
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE – LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5 – Polypropylene (PP),
Bahan dengan kode ini adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6 – Polystyrene (PS),
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.
7 – Other Plastics,
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
PC – Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

3. Sikat gigi
Banyak orang tak begitu peduli dengan kondisi sikat gigi, dengan alasan kondisi masih bagus berarti masih aman digunakan. Peneliti dari Universitas Manchester mengungkap bahwa sebanyak 10 juta bakteri bisa berkumpul di sikat gigi. Tak hanya itu, virus penyakit dan jamur bisa berkembang biak di sana. Selain itu sabut sikat yang sudah rusak dapat melukai gusi selama proses peyikatan. Disarankan untuk mengganti sikat gigi 2-3 bulan sekali.

4. Handuk
Handuk digunakan untuk mengeringkan air dari badan. Sisa-sisa air yang tertinggal menyebabkan handuk lekas menjadi lembab. Kondidi inilah yang menyebabkan jamur mudah berkembang biak.
Untuk penggunaan awal mencuci handuk dapat mengurangi residu zat kima selama proses pembuatannya. Keringkan handuk setelah dipakai, gantilah handuk dengan yang bersih 2-3 hari sekali atau maksimal seminggu sekali untuk menghindari pertumbuhan jamur.

5. Bantal
Teman tidur yang satu ini memang menjadi barang wajib ketika sedang beristirahat. Keringat atau air liur yang tertinggal dibantal menjadi daya tarik bakteri untuk bersarang. Bakteri yang berkumpul pada bantal bisa menyebabkan gangguan pernapasan, gatal-gatal dan demam.
Ganti sarung bantal seminggu sekali dan mengganti bantal setiap 2 tahun sekali.
0 Responses

    About Me

    Followers

    Translate my blog

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
    Pasang Translate di Blog Kamu